Selasa, 28 Juni 2011

PERMASALAHAN PSIKOLOGI REMAJA DALAM BELAJAR

I. Pendahuluan.
Masa remaja adalah masa pencarian identitas. Kita sebagai remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan lain-lain. Imbasnya banyak kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Sadar tidak sih kalau saat ini banyak sekali sinetron remaja yang menawarkan life style baru? Para bintang muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah style remaja.
Selama kurun kehidupan manusia, telah terjadi banyak fenomena pertumbuhan sejak lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua tahap perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut?
Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.
Masa remaja itu dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remajaawal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
Banyaknya permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting dimana seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.
II. Ciri-ciri Masa Remaja
Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki cirri-ciri yang khas jika dibanding dengan masa-masa perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja adalah masa yang penting
Masa ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan minta yang baru.
b. Masa remaja adalah masa peralihan
Masa ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.
c. Masa remaja adalah masa perubahan
Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu, (1) peningkatan emosionalitas, (2) perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual, (3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan (5) kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.
d. Masa remaja adalah usia bermasalah
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.
f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan
Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.
g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis
Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.
h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa
Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa sringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.
III. Tugas Perkembangan Masa Remaja
Semua tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan pola perilaku kanak-kanak dan mempersiapkan sikap dan perilaku orang dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :
1. Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia
2. Mencapai peran sosial feminin atau maskulin
3. Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4. Meminta, menerima, dan mencapai perilaku bertanggung jawab secara sosial
5. Mencapai kemandirian dari orang tua dan orang dewasa lainnya
6. Mempersiapkan untuk karir ekonomi
7. Memperiapkan untuk menikah dan berkeluarga
8. Memperoleh suatu set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku.
IV. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Masa Remaja
A. Perubahan Fisik Masa Remaja
- Tinggi badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi dewasanya pada usia 17/18 tahun dan bagi anak laki-laki satu tahun lebih dari usia tersebut.
- Berat badan
Perubahan berat tubuh seiring dengan waktu sama dengan perubahan tinggi badan, hanya saja sekarang lebih menyebar ke seluruh tubuh.
- Proporsi tubuh
Berbagai bagian tubuh secara bertahap mencapai proporsinya. Misal: badan lebih lebar dan lebih kuat.
- Organ seksual
Pada laki-laki dan perempuan organ seksual mencapai ukuran dewasa pada periode remaja akhir, namun fungsinya belum matang sampai dengan beberapa tahun kemudian
- Karakteristik sex sekunder
Karakteristik sek sekunder utama mengalami perkembangan pada level dewasa pada periode remaja akhir.
B. Emosionalitas Masa Remaja
Selain terjadi perubahan fisik yang sangat mencolok, juga terjadi perubahan dalam emosionalitas remaja yang cukup mengemuka, sehingga ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari perubahan pada aspek emosionalitas ini.
Masa ini disebut sebagai masa “storm and stres”, dimana terjadi peningkatanketegangan emosional yang dihasilkan dari perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali sangat intens, tidak terkontrol dan nampak irrasional, secara umum terdapat peningkatan perilaku emosional pada setiap usia yang dilalui. Misalnya, pada usia 14 tahun, remaja menjadi mudah marah, mudah gembira, dan meledak secara emosional, sedangkan pada usia 16 tahun terjadi kebalikannya mereka mengatakan tidak terlalu merasa khawatir. Hal yang paling membuat remaja marah adalah apabila mereka diperlakukan seperti anak-anak atau pada saat merasa diperlakukan tidak adil. Ekspresi kemarahannya mungkin berupa mendongkol, menolak untuk bicara, atau mengkritik secara keras.
Hal yang juga cukup mengemuka yaittu pada masa ini remaja lebih iri hati terhadap mereka yang memiliki materi lebih.
C. Perubahan Sosial pada Masa Remaja
Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan alam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya.
Dalam konteks ini, manusia diatur hak dan kewajibannya yang menunjukkan identitasnya dalam sebuah arena, dan sering disebut sebagai status, bagaimana individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan apa yang telah ada dalam perangkat pedoman yang ada yang dipakai sebagai acuan.Salah satu tugas perkembangan yang paling sulit pada masa remaja adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian ini harus dilakukan terhadap jenis kelamin yang berlainana dalam suatu relasi yang sebelumnya tidak pernah ada dan terhadap orang dewasa diluar keluarga dan lingkungan sekolah.
Pada masa ini remaja paling banyak menghabiskan waktu mereka di luar rumah bersama dengan teman sebaya mereka, sehingga bisa difahami apabila teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, cara bicara, minat, penampilan, dan perilaku remaja.
Perubahan dalam perilaku sosial terlihat dengan adanya perubahan dalam sikap dan perilaku dalam relasi heteroseksual, mereka yang tadinya tidak menyukai keterlibatan lawan jenis menjadi menyukai pertemanan dengan lawan jenis. Secara umum dapat dikatakan bahwa minat terhadap lawan jenis meningkat. Selain itu, perubahan sosial yang terjadi dengan adanya nilai-nilai baru dalam memilih teman, dimana sekarang remaja lebih memilih yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama, bisa memahami dan membuat merasa aman, dapat dipercaya dan bisa diskusi mengenai hal-hal yang tidak bisa dibicarakan dengan guru atau orang tua. Pada masa ini pun remaja memiliki keinginan untuk tampil sebagai seorang yang populer dan disukai oleh lingkungannya.
V. Minat-minat pada Masa Remaja
Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa faktor lainnya. Secara umum minat-minat remaja ini dapat dikategorikan menjadi :
1) Minat Rekreasi
Pada masa ini sudah muncul minat rekresi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya hegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun dirumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya : permainan dan olah raga, santai, traveling, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun.
2) Minat Sosial
Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minta ini dan sebagian tergantung seberapa populer dia di dalam kelompok sebayanya.
3) Minat Pribadi
Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyedari bahwa penerimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian, prestasi, kemandirian, dan uang yang merupakan simbol status.
4) Minat terhadap Pendidikan
Pada remaja awal biasanya memberikan kritik atas sekolah secara umum dan mengenai larangan, PR, kursus yang dibutuhkan, makanan di kantin dan mekanisme belajar di sekolah. Mereka kritis terhadap guru dan cara mereka mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh minat pekerjaannya.
5) Minat terhadap pekerjaan
Pada masa ini anak laki-laki maupun perempuan mulai untuk memikirkan secara lebih serius tentang masa depan mereka. Anak laki-laki lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan memiliki gengsi yang tinggi, sedangkan anak perempuan lebih memilih pekerjaan yang lebih aman dan tidak menyita waktu.
6) Minat religious
Para remaja sekarang ini tertarik pada agama dan merasa bahwa hal tersebut memiliki peran yang penting dalam kehidupan mereka.
7) Minat dalam simbol status
Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu : mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosioekonomi yang lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamanan tampilan dan tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa.
VI. Faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi remaja
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi psikologi remaja, yaitu :
a. Sikap teman sebaya – apakah mereka berorientasi untuk melanjutkan kuliah atau berorientasi kerja.
b. Sikap orang tua – apakah orang tua menialai bahwa sekolah merupakan sarana peningkatan status sosialnya atau hanya sekedar tuntutan untuk menyekolahkan saja.
c. Tingkatan, yang menunjukkan kesuksesan atau kegagalan remaja secara akademis.
d. Relevansi atau nilai praktis dari bermacam-macam pelajaran.
e. Sikap terhadap guru, pegawai administrasi, kebijakan-kebijakan akademik dan disiplin.
f. Sukses dalam kegiatan ekstrakurikuler
g. Derajat penerimaan sosial oleh teman sekelasnya.
VII. Tipe-tipe remaja yang kurang minat dalam belajar
1. Remaja yang orang tuanya memiliki aspirasi yang tidak realistis terhadap prestasi akademis, olah raga dan sosial sehingga memaksa anak-anaknya untuk meraih target yang ditentukan mereka.
2. Remaja yang kurang diterima oleh teman sekelas dan mereka yang merasa kehilangan kesenangan seperti teman-temannya dalam kegiatan ekstrakulikuler.
3. Remaja yang matang lebih awal dan merasa lebih mencolok dibandingkan teman sekelasnya, sehingga seringkali diharapkan untuk bisa melakukan tugas-tugas akademis melebihi dari kemampuannya.
VIII. Tanda-tanda bahaya dari maladjustment remaja
Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam fisik, psikologis dan sosial pada remaja yang sangat cepat dan drastis menuntut remaja tersebut untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru yang menyertainya. Pada kenyataannya tidak semua remaja dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut, berikut adalah beberapa tanda-tanda penyesuaian diri yang salah pada remaja :
a. Tidak bertanggung jawab, misalnya mengabaikan sekolah.
b. Agresif secara berlebihan dan sikap yang tertalu yakin atas dirinya.
c. Perasaan tidak aman, yang menyebabkan remaja harus menyesuaikan dengan standar kelompok.
d. Homesickness
e. Menghayal secara berlebihan sebagai upaya untuk mengkompensir ketidakpuasan dari kehidupan sehari-hari.
f. Regresi perilaku ke tingkat perkembangan yang lebih awal, misalnya ngompol, ngamuk pada saat marah dan lain-lain.
g. Menggunakan defense mechanism secara berlebihan, seperti rasionalisasi, proyeksi, fantasi, dan displacement.
IX. Cara-cara orang tua untuk menangani masalah remaja
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Adanya tanda-tanda kesalahan penyesuaian diri remaja tentu saja menuntut penanganan yang cepat dan tepat, mengingat masa ini merupakan masa penting yang menentukan individu pada masa berikutnya. Penanganan atas permasalahan remaja sangat bervariasi dan tergantung dari konteks dan latar belakang permasalahannya, dan juga upaya-upaya ini idealnya merupakan hasil kerjasama orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait.
Secara umum ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mencegah dan menangani munculnya permasalahan ini, antara lain :
a. Memahami dan mendengarkan keluhan remaja dengan penuh perhatian, pengertian dan kasih sayang.
b. Memberikan penghargaan terhadap prestasi studi/prestasi sosial, seperti olahraga, kesenian atau perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan remaja baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat
c. Banyak berdiskusi tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sosial maupun lingkungan sekolahnya serta orientasi masa depan yang akan direncanakan remaja.
d. Realistis dan bersikap objektif terhadap anak, sehingga idealnya orang tua mengetahui kapasitas anak dan mendiskusikan target apa yang ingin dicapai.
e. Mulai menyertakan remaja dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mendidik anak untuk ikut bertanggung jawab dan melatih mereka dalam proses problem solving dan decision making.
f. Mendukung ide-ide remaja yang positif.
g. Mengawasi kegiatan dan lingkungan sosial remaja secara proporsional, tidak terlalu ketat atapun terlalu longgar.
h. Jika ada indikasi ketidakberesan yang serius, baik dalam segi fisik ataupun psikologis yang cukup mencolok segera konsultasikan dengan tenaga ahli seperti dokter atau psikolog.
X. Kiat-kiat sukses dalam pendidikan untuk remaja
a. Tentukan tujuan dan target yang akan dicapai, sehingga pengerahan sumber daya yang dimiliki akan lebih tepat.
b. Kenali diri, baik berupa kelebihan dan kekurangan karena semakin remaja mengenai dirinya akan semakin terarah tindakannya.
c. Tekun dan jangan cepat menyerah.
d. Berpikir sebelum mengambil suatu keputusan.
e. Openminded dan jangan sombong.
f. Jangan malu bertanya dan jangan takut salah.
g. Hati-hati memilih teman dan lingkungan pergaulan.
h. Hormat kepada guru, orang tua dan teman.
i. Mengembangkan empati dalam bergaul.
j. Berusaha dan berdo’a
k. Bicaralah pada orang tua jika ada permasalahan yang sulit, karena tidak semua masalah bisa ditangani sendiri.
l. Apabila perlu, dapat berkonsultasi dengan ahli (misal : psikolog, konselor pendidikan, dll)
XI. Kesimpulan
Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu pada kenyataannya merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan rentan munculnya masalah. Meskipun demikian adanya pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Oleh : Rekan TJ. Prayitno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar